Wilders Cari Dukungan Orang Maluku
“Hari ini di Apeldoorn diperingati perjuangan kemerdekaan
Maluku. Sudah saatnya orang Maluku merdeka dari Indonesia yang islamis.” Demikian
tweet Geert Wilders. Pesan itu ditulisnya Senin (25/04) pada hari peringatan
kemerdekaan Republik Maluku Selatan ke-61.
“Kami tidak mau mengomentari Twitter siapa pun,”
demikian Umar Hadi, wakil Duta Besar RI Den Haag, Belanda. Alasannya karena
setiap orang bisa nge-tweet setiap hari, “Orang kapan aja bisa pencet-pencet
itu.”
Spesifik
Kasus ini, menurut Umar Hadi, spesifik. “RadioNederland menurunkan berita yang menyitir
Twitter. Saya tidak mau mengomentari. KBRI, Kedutaan Besar Republik Indonesia , di
Den Haag tidak mau berkomentar terhadap tweet dari siapa pun.”
Kasus ini, menurut Umar Hadi, spesifik. “Radio
Juga Wim Manuhutu, sejarawan Maluku di Belanda
membaca tweet Wilders di Twitter. Menurutnya, pesan Wilders tidak tepat.
Walaupun mayoritas besar warga Indonesia
beragama Islam , Indonesia sendiri bukan negara
Islam.
Untuk
seluruh orang Maluku
Menurut Manuhutu, orang-orang yang masih mempertahankan cita-cita Republik Maluku Selatan harus melihat betul apakah sungguh-sungguh ingin didukung dengan alasan tersebut. Kalau melihat proklamasi Republik Maluku Selatan tahun 1950, Republik Maluku Selatan sama sekali tidak bisa disamakan dengan Republik Maluku Kristen. “Republik Maluku Selatan dimaksudkan untuk seluruh orang di Maluku, beragama Islam atau beragama Kristen.”
Menurut Manuhutu, orang-orang yang masih mempertahankan cita-cita Republik Maluku Selatan harus melihat betul apakah sungguh-sungguh ingin didukung dengan alasan tersebut. Kalau melihat proklamasi Republik Maluku Selatan tahun 1950, Republik Maluku Selatan sama sekali tidak bisa disamakan dengan Republik Maluku Kristen. “Republik Maluku Selatan dimaksudkan untuk seluruh orang di Maluku, beragama Islam atau beragama Kristen.”
Pernyataan Wilders bahwa orang Maluku harus
merdeka dari Indonesia
yang islamis, menurut Manuhutu tidak konstruktif dan tidak membantu. “Wilders
memberi gambaran salah dari Indonesia ,”
kata sejarawan Maluku ini. Ia memandang negatif dukungan Wilders dan mengimbau
pendukung Republik Maluku Selatan supaya berhati-hati dan tidak terlalu cepat
senang dengan dukungan semacam itu.
Terbuka
Wim Manuhutu memang mengakui bahwa ini untuk pertama kali seorang politikus Belanda secara terbuka berbicara soal kemerdekaan Maluku. Ia juga bisa mengerti bahwa beberapa orang pendukung RMS menerima dukungan itu, karena PVV – partainya Geert Wilders – bukan partai kecil, melainkan punya tempat cukup besar di parlemen.
Wim Manuhutu memang mengakui bahwa ini untuk pertama kali seorang politikus Belanda secara terbuka berbicara soal kemerdekaan Maluku. Ia juga bisa mengerti bahwa beberapa orang pendukung RMS menerima dukungan itu, karena PVV – partainya Geert Wilders – bukan partai kecil, melainkan punya tempat cukup besar di parlemen.
“Pasti mereka pikir juga apakah ada peluang untuk
membawa soal Republik Maluku Selatan dalam parlemen Belanda.” Wim Manuhutu
merasa ucapan Geert Wilders melalui Twitter hanya untuk mencari dukungan atau
simpati dari orang Maluku.
Moril
Pernyataan Wilders, menurut Manuhutu bisa dianggap sebagai dukungan moril. Namun dalam praktiknya dampak atau pengaruh ucapan ini cukup terbatas. Sebagai contoh ia menyebut pernyataan PM Belanda Mark Rutte tentang demonstrasi pro-demokrasi di Timur Tengah. Menurut Rutte, negara-negara bersangkutan harus berkembang ke arah Turki atau Indonesia, dua negara yang disebut sebagai salah satu demokrasi besar, dan membuktikan bahwa demokrasi dan ajaran Islam tidak bertentangan.
Pernyataan Wilders, menurut Manuhutu bisa dianggap sebagai dukungan moril. Namun dalam praktiknya dampak atau pengaruh ucapan ini cukup terbatas. Sebagai contoh ia menyebut pernyataan PM Belanda Mark Rutte tentang demonstrasi pro-demokrasi di Timur Tengah. Menurut Rutte, negara-negara bersangkutan harus berkembang ke arah Turki atau Indonesia, dua negara yang disebut sebagai salah satu demokrasi besar, dan membuktikan bahwa demokrasi dan ajaran Islam tidak bertentangan.
“Juga saya pikir dalam pemerintah Belanda
sekarang, kebijakan menuju ke hubungan baik dan erat antara Belanda dan Indonesia .
Memang dukungan ini pasti dianggap dukungan moril, tapi pengaruh praktis di
bidang politik saya rasa cukup terbatas,” demikian Wim Manuhutu kepada Radio
Nederland.(rnw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar