Sovereign Military Order of Malta
Sovereign Military Order of Malta, juga dikenal
sebagai Sovereign Military Order of St. John of Jerusalem , adalah sebuah
kelompok persaudaraan tertutup Gereja Katolik Roma. Para
anggotanya yang aktif harus beragama Katolik dan sudah bertugas di militer.
Mereka ambil bagian dalam upacara-upacara rahasia dengan mengenakan pakaian
upacara feodal, dan memegang erat mentalitas pembagian kasta secara ketat
sebagai bagian dari inisiasi mereka kedalam dogma Rosicrucian.
Menyaring secara ketat anggota eselon atas dan
harus berasal dari lingkungan keluarga aristokrat serta harus bisa menunjukkan
bukti coat-of-arms keluarga sedikitnya selama kurun waktu 300 tahun dalam
rangkaian yang tak putus dari bapak ke anak. The Sovereign Grand Master orde
ini diakui sebagai seorang kepala negara, dan otoritasnya dipastikan oleh
kedudukannya sebagai seorang Pangeran dan sebagai seorang Kardinal dalam gereja
Kristen. Statusnya di bawah hukum internasional sebagai organisasi independen
yang berdaulat, menjamin kesetiaan kebangsaan dari para anggotanya, di atas
kesetiaan kepada negaranya sendiri – mereka juga mempunyai status Permanent
Observer di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Grand Master yang sekarang adalah
Andrew Willoughby Bertie, seorang keturunan Maria Stuart (Maria Stuart, Ratu
Scots ) yang menempatkannya dengan kuat pada Sion/skenario sejarah Grail.
Orde dan anggotanya dibuktikan terkait dengan
“Rat Run” , rute jalan pelarian setelah Perang Dunia II yang digunakan oleh
para petinggi Nazi dan ilmuwan death camp
Jerman ke Amerika.
Sewaktu melarikan diri mereka menggunakan paspor dengan identitas palsu yang
memungkinkan mereka bisa menghindar dari tuntutan sebagai penjahat perang.
Tanpa alasan yang jelas, setelah perang aberakhir, tanda jasa “the Grand Cross
of Merit” diberikan kepada Jenderal Nazi, Reinhard Gehlen, Kepala Dinas Rahasia
Wilayah Timur Hitler, yang sangat berperan dalam kekejaman dan kejahatan yang
dilakukan Nazi di Rusia dan Eropa Timur – terutama sekali pembantaian yang
dilakukan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap orang Yahudi dan Slav.
Persaudaraan Katolik dan para keturunan
aristokrat menjadikan the Knights modern sangat anti-komunis. Tanggungjawab
besar berdirinya CIA berada ditangan orde ini, termasuk banyak operasi global
lainnya. Pendiri CIA (the founding fathers) adalah dua orang anggota the Knight
yaitu William “Wild Bill” Donovan dan Allen Dulles, termasuk direktur CIA
William Casey semasa Ronald Reagan dan John McCone semasa JFK. Menurut wartawan
” Watergate ” Carl Bernstein, Casey memberikan akses kepada Paus John Paul II
ke dalam dinas rahasia CIA yang sebelumnya tidak pernah diberikan, termasuk
kepada satelit mata-mata dan para agennya.
Sebenarnya orang bisa menyalahkan awal terjadinya
Perang Dingin secara pribadi kepada “Wild Bill” Donovan. Pada akhir Perang
Dunia I Donovan memimpin sebuah misi rahasia ke Siberia
untuk mengamati Revolusi Rusia. Karena pengintaiannya ini sebuah kesatuan
Amerika dikirim dan diperintahkan untuk memerangi orang Rusia Bolshewik yang
secara umum dianggap sebagai sekutu, seperti ketika mereka masih berperang
melawan Jerman bersama-sama dengan Inggris dan Perancis dalam parit
perlindungan di Eropa. Pasukan Amerika tidak habis berpikir mengapa mereka
diperintahkan membakar pedesaan dan “membunuh para petani yang miskin dan
lapar, yang sudah diperlakukan dengan sangat buruk oleh penguasa mereka”,
sebagaimana ditulis oleh seorang “doughboy” kepada istrinya. Hal itu bukan
merupakan kebiasaan dalam sejarah Amerika untuk berpihak kepada penguasa
aristokrat Eropa melawan terhadap rakyatnya. Motivasi Donovan untuk memerangi
Bolshewik hanya karena kesetiaannya kepada Vatican/Knights of Malta , karena Revolusi Rusia bukan
merupakan ancaman terhadap Amerika Serikat. Sebagai konsekuensinya pada bulan
Juli tahun 1944 Sri Paus Pius XII menganugerahkan Donovan dengan ‘Grand Cross
of the Order of St. Sylvester’, tanda kehormatan kekesatriaan paus yang paling
tua dan paling bergengsi, dan anugerah Katolik yang paling tinggi yang pernah
diterima oleh orang Amerika. Kurang dari seratus orang yang sudah menerima
anugerah ini sepanjang perjalanan sejarah.
Wilayah-wilayah kunci yang dikontrol Knights of Malta adalah
Afrika dan Amerika Latin, para diktator seperti Jenderal Pinochet, pembunuh
massal dan jajarannya adalah termasuk kelompok mereka.
Keanggotaan di Amerika
Latin termasuk Loji Masonic “P2″, orang-orang fasis dan Nazi yang selamat, yang
secara langsung bertanggung jawab atas pembentukan gerakan neo-Nazi modern.
Knight dan Nazi pelarian Otto “Scarface” Skorzeny yang memimpin penyerangan
atas wilayah Cathar di Perancis dalam pencarian artefak termasuk artefak okult
Holy Grail, memainkan peran penting dalam pelarian *zi yang tidak meloloskan
diri ke Eropa, yaitu William Don2Rat Run” Vatican. Ia seorang sahabat karib
presiden Argentina
Knight Juan Peron, yang menurut dokumen CIA terbaru terbukti terlibat dalam
‘pencucian emas’ Nazi melalui Vatican Bank. Adalah sesuatu yang menyenangkan
bagi seorang anggota Novan yang bertindak sebagai ajudan kepala Jaksa Penuntut
Amerika pengadilan Nuremberg paska perang, setelah menyerahkan kekuasaan
OSS/CIA kepada rekannya Knight Allen Dulles.
Seperti apa yang diungkapkan oleh seorang
pengarang Katolik Roma, Penny Lernoux didalam bukunya “People of God “
“Setelah perang berakhir, Vatican, OSS, SS, dan
berbagai cabang dari Sovereign Military Order of Malta bergabung melawan musuh
bersama, yaitu Sovyet – dan untuk menolong penjahat perang Nazi melarikan diri
… Baron Luigi Parrilli, seorang aristokrat Italia dan anggota Knight of
Malta/pejabat bendahara kepausan, ambil bagian dalam negosiasi antar pimpinan
SS dan CIA Allen Dulles.”
Sebelum bekerja untuk OSS (ia memimpin setasiun OSS di Swiss selama
berlangsungnya perang) Allen Dulles dan mitra hukumnya John Foster bekerja
sebagai para manajer dan pengacara untuk Standard Oil milik John D.
Rockefeller. Mereka secara pribadi menjadi pialang kemitraan antara Standard
Oil dan perusahaan kimia IG. Farben. I.G.Farben tidak hanya menghasilkan bensin
untuk mesin perang Nazi, juga membuat “Zyklon B”, memperkerjakan tenaga kerja
budak sebelum dan selama perang (termasuk pabrik petro-kimia besar yang
berdampingan dengan death camp Auschwitz), pemilik Bayer Pharmaceuticals yang
menurut sebuah tuntutan perkara, mereka secara langsung dilibatkan dalam
percobaan Auschwitz yang mengerikan yang dilakukan oleh Dr. Josef Mengele, dan
membantu pemboman Sekutu untuk kepentingan Rockefeller. Wartawan terkemuka masa
perang George Seldes yang mencoba untuk mengungkapkan hal ini “unholy alliance
-persekutuan kotor” melalui artikel-artikelnya dalam surat kabar, tetapi jarang diterbitkan pada
waktu itu, mereka melakukan usaha-usaha percobaan membunuhnya. Joseph Heller
mengarang ‘roman sindiran dengan judul “Catch 22″ membuat jelas kegilaan ini
dengan kata-kata “kita setuju untuk membom basis kita sendiri sebagai penukar
pembelian coklat termasuk kapas oleh Nazi”.
Dengan semakin meningkatnya ketegangan Perang
Dingin, mantan agen Vatican dan Knight, Joseph H. Retinger, bertintak atas nama
Vatican dan Priory of Sion, secara efektif membina hubungan erat dengan the
European Council of Princes – Dewan Pangeran-pangeran Eropa (nama terhormat
untuk the Dragon Sovereignty ), dinas rahasia CIA dan MI6 Inggris memembentuk
kelompok think-tank the New World Order – Tatanan Dunia Baru, yaitu the
“Bilderberg Group”, dimana Henry Kissinger merupakan anggota permanen. Ketua
pertamanya adalah Prince Bernhard dari Negeri Belanda, yang memegang jabatan
itu selama 22 tahun, sampai terjadi sebuah skandal keuangan yang memaksa dia
untuk mengundurkan diri. Putrinya, Ratu Beatrix, co-owner Shell Oil secara
teratur menghadiri pertemuan-pertemuan, seperti banyak dilakukan anggota
aristokrat Eropa lainnya. The “Bilderberg Group” yang tidak demokratis ini
terus melanjutkan memainkan bagian penting dalam masalah-masalah internasional,
dan tetap tertutup rapat untuk umum dan keikutsertaannya.
Dokumen-dokumen menunjukkan bahwa Kardinal kota New York Francis Spellman secara langsung terlibat
dalam perebutan kekuasaan militer sayap kanan Guatemala pada tahun 1954, yang
menyebabkan terjadinya pembunuhan ribuan orang, dan diakui CIA keterlibatannya.
Ia juga terhubung dengan kelompok neo-Nazi “P2″ dan Mafia karena hubungan yang
lama dengan anggota “P2″ Archbishop Paul Marcinkus dari Chicago, mantan kepala
Vatican Bank, yang dicurigai secara serius oleh pemerintah Italia atas kematian
yang mencurigakan Sri Paus John Paul I. Kardinal Spellman tidak hanya teman
lama pendiri CIA “Wild Bill” Donovan (yang sebelumnya mempunyai law firm di New
York) tetapi adalah sebagai kepala the Knights of Malta di Amerika sepanjang
tahun 40-60-an, dan bertanggung jawab atas sejumlah besar uang yang diperoleh
dari para anggota, yang harus membayar ribuan dolar setiap tahunnya agar tetap
menjadi anggota orde.
The Sovereign Military Order of Malta (SMOM)
secara langsung bersekutu dengan Freemasonry Internasional, dari mana mereka
merekrut saudara elit yang baru. Karena, the Knights of Malta dan Knights
Templar adalah Rosicrucian upper-degrees dari Freemasonry.
Menurut “Knight of Darkness” pengarang Francois
Hervet:
“Freemasonry secara umum mengaku bersifat
bermusuhan dengan paham Katolik… namun demikian pada bulan Desember tahun 1969
sebuah pertemuan eksklusif diselenggarakan di Roma di kantor Count Umberto
Ortolani, duta besar the Knights of Malta untuk Uruguay, yang disebut sebagai
‘otak ‘ di balik loji Masinic “P2″. Sebagai tambahan terhadap Ortolani,
pertemuan hanya dihadiri Licio Gelli, Roberto Calvi dan Michele Sindona”;
mereka semuanya yang terlibat atas kematian Sri Paus John Paul I dan penipuan
besar-besaran bank.
Ironisnya, dalam tahun-tahun belakangan ini
kepercayaan Katolik tidak lagi merupakan prasyarat penting untuk para anggota
potensial yang mempunyai koneksi-koneksi yang sesuai. Pihak-pihak
non-aristokrat sekarang dapat diinisasi oleh the “Magistral Grace” of
Grand-Master, meski bukan di Inggris, Jerman dan Negara-negara Eropa lainnya
dengan tradisi kuat kebangsawanannya. Bagaimanapun, hal ini membolehkan orang
Amerika bergabung dan sudah banyak, dan sebuah “Order of Merit” bisa
dianugerahkan kepada mereka yang dinilai sudah dengan sempurna melayani Knights
atau dalam pekerjaan-pekerjaan mereka. Seperti mantan Presiden Ronald Reagan
dan George Bush adalah inisiasi kehormatan, and Reagan was the toast of an
extravagant dinner held by the Order in 1989.
Saat ini lebih dari 11,000 anggota the Knight di
seluruh dunia, Grand-Master dan Sovereign Council masih tetap berbasis di Roma.
Tujuan politik Feudalisme mereka nampak jelas terlihat dalam tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh Prince Hans Adam II, raja Liechtenstein yang didukung oleh
keluarga Habsburg dan seorang the Knight of Malta yang terkemuka serta anggota
Opus Dei Vatican, yang Pada Bulam Oktober 1999 ditegur oleh Pengadilan Eropa
mengenai Hak Azasi Manusia, karena ia mengaku mempunyai otoritas konstitutional
terakhir terhadap Mahkamah Agung milik negaranya. Sementara usaha-usaha sukses
yang terbaru dalam manuver Eropa ke arah diterimanya seorang Presiden Eropa
telah dipimpin oleh Knight dari Malta Gistard d’Estaing, dan didukung oleh
Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Spanyol.
Padanan Protestan untuk the Knight of Malta
Katholik, juga yang dikenal sebagai the Order of St. John of Jerusalem,
memperoleh kredibilitas lebih besar ketika Ratu Inggris HM Ratu Victoria
menjadi Sovereign Head mereka dalam tahun 1888. Order of St. John ini yang sekarang dikepalai oleh
Sovereign Head HM Queen Elizabeth II, dengan cara yang sama menggunakan lencana
the Cross of Malta sebagai lencana mereka. Sementara mereka juga mengakui bahwa
derma dan melindungi yang miskin sebagai alasan utama mereka, hal ini sudah
dipergunakan sebagai sebuah alat dari Imperialisme Barat dalam kurun waktu 1000
tahunan, dan dimulai dengan Perang Salib untuk menduduki Jerusalem. “Charitable
Concern” ini tidak mungkin harus didahulukan atas agenda rahasia sejarah mereka
– pemenuhan nubuatan St. John the Divine, yang bertindak sebagai the Protestant
Order of St. John baru-baru ini diberikan keanggotaan non-gevernmental oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Seperti rekannya Katolik, posisi the Protestan
Order di PBB memberikan akses lebih besar atas pengambilan keputusan PBB dan
terhadap negara-negara berkembang yang rawan. Tidak diragukan lagi kepentingan
Vatican, the British Crown dan the Rosicrucian fraternity, akan mengambil
preseden atas setiap bantuan murni yang ditawarkan kepada dunia yang paling
fakir dan miskin.
Lambang Cross of Malta
adalah lencana asli dari Knights Templar yang kontroversial itu, dan diadopsi
sebagai lencana resmi the Knights of Malta, ketika the Knights Templar terpaksa
menyerah pada otoritas Vatican .
Inisiasi okult akan menemukan bahwa seperti
halnya gambar pentagram – bintang berujung lima, the Cross of Malta serupa
dengan sebuah cryptogram – tulisan rahasia untuk Goat of Mendes, perlambang sex
jantan – Androgenous Templar patung Baphomet, yang menggambarkan janggut dan
tanduk kambing.
Ini
adalah simbol tentang hal yang berhubungan dengan pengendalian roh oleh
Keinginan, dan pengendalian arah magi terhadap energi-energi seksual.
Grand Master the Knights of Malta sebelumnya, termasuk Manuel de Fonseca, dikenal telah melakukan inisiasi tradisi Templar, dan menurut Soveregin Grand Master saat ini, Prince Nicholas de Vere von Drakenberg, yang merupakan seorang keturunan langsung pencipta Knights Templar Godfroi de Vere de Bouillon, Templars adalah “sebuah orde pengikut Setan, yang upacaranya termasuk pembunuhan terhadap bayi, sodomy dan sihir”.
Grand Master the Knights of Malta sebelumnya, termasuk Manuel de Fonseca, dikenal telah melakukan inisiasi tradisi Templar, dan menurut Soveregin Grand Master saat ini, Prince Nicholas de Vere von Drakenberg, yang merupakan seorang keturunan langsung pencipta Knights Templar Godfroi de Vere de Bouillon, Templars adalah “sebuah orde pengikut Setan, yang upacaranya termasuk pembunuhan terhadap bayi, sodomy dan sihir”.