“Tangisan Buaya” Paus Atas Skandal Seks di Geraja Katolik
Selama kunjungannya ke Malta , Paus Benediktus XVI
mengadakan pertemuan pertama pribadinya dengan korban-korban terakhir dari
skandal pedofilia para pastor yang menyebar di seluruh Eropa.
Pertemuan tertutup di Kedutaan Besar Vatikan di
Malta penuh dengan suasana emosional, dengan tangisan Paus mengekspresikan rasa
kesedihannya dan rasa malunya secara pribadi atas korban dan keluarga mereka
yang telah menderita akibat kasus tersebut,” kata Vatikan dalam sebuah
pernyataan hari Ahad kemarin (18/4).
Paus, yang mendapat banyak kecaman karena menolak
untuk langsung mengomentari krisis pelecehan seks di lembaga-lembaga Katolik,
dalam pertemuan tersebut berjanji akan menuntut keadilan bagi para korban.
Pernyataan itu menambahkan bahwa Paus “berdoa
untuk mereka (para korban) dan meyakinkan mereka bahwa Gereja akan melakukan
dengan menegakkan keadilan, dan akan terus melakukannya, semua dalam
kekuasaannya untuk menyelidiki dugaan pelecehan seksual dan membawa ke
pengadilan semua orang yang bertanggungjawab atas pelecehan seksual.”
Benediktus juga berjanji akan bekerja dengan
mewujudkan langkah-langkah efektif yang dirancang untuk melindungi anak-anak
muda di masa mendatang.”
Vatikan juga saat ini sedang menghadapi tuduhan
melindungi para pastor predator dari hukum, di tengah maraknya tuduhan terhadap
beberapa pastor yang dicurigai atau dinyatakan bersalah melakukan pelecehan
seks namun tidak dihukum, yang telah dilaporkan kepada pihak berwenang akibat
adanya pelecehan anak-anak selama bertahun-tahun di lembaga-lembaga Katolik.
Salah satu korban di antara sekelompok orang yang
mengklaim ‘disalahgunakan’ oleh para pastor Katolik di panti asuhan Malta
mengatakan kepada AFP bahwa dia terkesan dengan “kerendahan hati Benediktus”
dan keberaniannya untuk menyatakan kesedihan dan rasa malunya serta adanya
komitmen pribadinya untuk menyelesaikan kasus tersebut.
Paus, yang telah meminta maaf kepada para korban
pedophilia di Australia dan Amerika Serikat pada tahun 2008, sejauh ini hanya
mengirim surat tanpa berkomitmen kepada umat Katolik di Irlandia atas skandal
yang terjadi di sana. Surat
paus tersebut dikritik oleh banyak pihak karena kesalahan para pastor yang
melakukan pelecehan seksual hanya sekedar mendapat teguran, namun tidak
mencantumkan hukuman apa yang bakal mereka terima.
Sebelumnya, korps pers Vatikan korps telah
menggemakan kekecewaan mereka secara meluas atas kegagalan Paus untuk mengatasi
masalah tersebut secara terbuka dan langsung.(fq/prtv)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar